
Mempelajari membaca, menulis, dan berhitung—yang sering disebut dengan istilah “calistung”—adalah tahap penting dalam perkembangan anak usia dini.
Namun, banyak orang tua menghadapi tantangan ketika anak mereka kesulitan untuk fokus saat belajar calistung.
Anak tampak mudah bosan, cepat teralihkan perhatiannya, dan tidak menunjukkan ketertarikan dalam mengikuti kegiatan belajar yang memerlukan konsentrasi.
Fenomena ini sebenarnya sangat umum terjadi, terutama pada anak-anak usia 4–7 tahun yang memang berada pada fase perkembangan dengan rentang perhatian yang masih pendek.
Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, kesulitan fokus ini dapat berpengaruh terhadap kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan formal dan berdampak pada kepercayaan diri serta motivasi belajar mereka di masa mendatang.
Untuk itu, penting bagi orang tua maupun pendidik untuk memahami penyebab anak sulit fokus serta menerapkan strategi yang efektif agar proses belajar calistung menjadi lebih menyenangkan, bermakna, dan berhasil.
Berikut ini adalah ulasan lengkap tentang penyebab anak sulit fokus saat belajar calistung, serta strategi jitu yang dapat diterapkan untuk mengatasinya.
Penyebab Anak Sulit Fokus saat Belajar Calistung
- Usia dan Tahap Perkembangan Kognitif
Anak usia dini masih dalam tahap perkembangan kognitif yang sangat pesat. Pada fase ini, otak anak sedang berkembang untuk mengolah informasi, mengenali simbol-simbol, serta membentuk pola berpikir logis. Fokus dan perhatian mereka biasanya hanya mampu bertahan selama 5 hingga 15 menit, tergantung usia dan minatnya terhadap suatu aktivitas. - Metode Belajar yang Kurang Sesuai
Jika metode belajar yang digunakan terlalu monoton atau tidak sesuai dengan gaya belajar anak (visual, auditori, kinestetik), maka anak akan cepat kehilangan minat. Anak-anak pada umumnya lebih suka belajar melalui permainan, aktivitas interaktif, dan eksplorasi, bukan duduk diam sambil membaca buku atau mengerjakan lembar kerja. - Lingkungan Belajar yang Kurang Mendukung
Suasana belajar yang berisik, banyak distraksi, atau kurang nyaman juga bisa membuat anak sulit berkonsentrasi. Mainan di sekitar, gadget, atau bahkan kehadiran saudara yang ramai bisa menjadi gangguan besar bagi anak yang sedang belajar. - Kebutuhan Dasar Anak Belum Terpenuhi
Rasa lapar, lelah, atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi juga bisa menyebabkan anak kehilangan fokus. Anak-anak yang sedang gelisah, kelelahan, atau mengalami tekanan emosional biasanya tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik. - Kurangnya Kesiapan Emosional dan Sosial
Beberapa anak mungkin merasa tertekan jika proses belajar terlalu menuntut. Tekanan dari orang tua, ekspektasi yang tinggi, atau pengalaman belajar yang tidak menyenangkan di masa lalu bisa membuat anak enggan belajar dan kehilangan motivasi.
Strategi Efektif Mengatasi Anak yang Sulit Fokus Saat Belajar Calistung
Menghadapi anak yang sulit fokus memerlukan pendekatan yang sabar, kreatif, dan konsisten. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Buat Jadwal Belajar yang Terstruktur dan Konsisten
Anak-anak cenderung merasa aman dan nyaman dengan rutinitas. Jadwal belajar yang konsisten akan membantu membentuk kebiasaan belajar yang baik.
Buat waktu belajar di jam-jam terbaik anak, misalnya pagi hari setelah sarapan atau sore hari setelah istirahat. Hindari waktu belajar ketika anak sedang lelah atau lapar.
2. Gunakan Metode Belajar yang Menyenangkan
Agar anak tertarik dan fokus, proses belajar harus dikemas dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan. Gunakan metode bermain sambil belajar seperti:
- Permainan huruf dan angka (misalnya puzzle, balok huruf, flash card)
- Lagu edukatif untuk mengenalkan huruf dan angka
- Cerita bergambar untuk belajar membaca secara natural
- Aktivitas seni seperti menggambar dan mewarnai huruf
Belajar melalui permainan membuat anak lebih terlibat secara aktif dan tidak merasa sedang “dipaksa belajar”.
3. Gunakan Teknik Belajar Singkat dan Bertahap
Gunakan teknik belajar yang disebut “chunking”, yaitu membagi materi menjadi bagian-bagian kecil dan belajar dalam waktu singkat (10–15 menit).
Setelah itu, beri anak waktu istirahat atau lakukan aktivitas lain sejenak. Belajar dalam durasi pendek dan konsisten jauh lebih efektif dibanding memaksa anak belajar lama dalam satu waktu.
4. Ciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif
Pilih tempat belajar yang tenang, cukup cahaya, dan bebas dari gangguan seperti televisi atau mainan. Pastikan meja dan kursi nyaman, serta sediakan alat tulis dan bahan belajar yang menarik secara visual.
Libatkan anak dalam menata area belajarnya agar dia merasa memiliki dan bertanggung jawab atas ruang tersebut.
5. Pahami dan Ikuti Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki gaya belajar yang dominan:
- Visual: belajar lebih cepat melalui gambar dan warna
- Auditori: lebih mudah memahami lewat suara atau penjelasan verbal
- Kinestetik: belajar lewat gerakan dan pengalaman langsung
Dengan mengenali gaya belajar anak, orang tua bisa memilih media yang sesuai untuk memaksimalkan konsentrasi dan pemahaman anak saat belajar calistung.
6. Berikan Apresiasi dan Penguatan Positif
Selalu berikan pujian dan dorongan ketika anak menunjukkan usaha, sekecil apapun itu. Penguatan positif meningkatkan kepercayaan diri anak dan membuatnya merasa dihargai. Hindari membandingkan anak dengan orang lain atau memarahi saat ia gagal memahami sesuatu.
7. Ajak Anak Berdiskusi dan Libatkan dalam Proses Belajar
Daripada hanya menyuruh, ajak anak berdiskusi tentang apa yang ingin dipelajari hari ini, apa yang menarik baginya, dan bagaimana cara belajarnya. Ketika anak merasa memiliki kendali dan didengar, ia akan lebih kooperatif dan termotivasi untuk belajar.
8. Libatkan Aktivitas Fisik Sebelum Belajar
Aktivitas fisik ringan seperti senam kecil, bermain lompat-lompatan, atau berjalan-jalan di sekitar rumah bisa membantu anak mengeluarkan energi berlebih sebelum mulai belajar. Ini akan membantunya lebih tenang dan siap berkonsentrasi.
9. Kurangi Tekanan, Tingkatkan Kesenangan
Tujuan utama belajar calistung pada usia dini adalah menumbuhkan rasa suka terhadap kegiatan belajar, bukan sekadar mengejar hasil.
Jangan terlalu menuntut anak untuk segera bisa membaca atau menulis sempurna. Fokuslah pada proses dan jadikan belajar sebagai momen yang menyenangkan bersama anak.
Peran Orang Tua dan Guru dalam Mendampingi Anak
Kunci keberhasilan anak dalam belajar calistung tidak lepas dari peran aktif orang tua dan pendidik.
Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mendampingi, mendengarkan, dan memahami kebutuhan anak. Sementara itu, guru atau pengajar harus mampu menciptakan suasana belajar yang adaptif, fleksibel, dan penuh empati.
Jika orang tua merasa kesulitan mendampingi sendiri atau membutuhkan pendekatan yang lebih personal, mengikuti program les privat bisa menjadi pilihan yang efektif.
Les Privat Calistung Terbaik dari Ultimate Privat
Jika Anda merasa anak Anda membutuhkan bantuan tambahan dalam belajar calistung dengan pendekatan yang menyenangkan dan efektif, Ultimate Privat adalah pilihan yang tepat.
Kami menyediakan layanan les privat calistung yang disesuaikan dengan gaya belajar dan kebutuhan unik setiap anak.
Dengan metode interaktif, tutor berpengalaman, serta pendekatan personal, Ultimate Privat membantu anak belajar membaca, menulis, dan berhitung dengan cara yang menyenangkan dan tidak membuat stres.
Anak akan lebih fokus, percaya diri, dan siap menghadapi dunia sekolah formal dengan bekal yang lebih kuat.
Ingin mendaftarkan anak Anda atau berkonsultasi langsung mengenai program les calistung terbaik untuk buah hati Anda?
Hubungi kami sekarang juga di nomor 0899-8702-889.
Kami siap membantu Anda dan buah hati Anda tumbuh bersama dalam pengalaman belajar yang positif dan menyenangkan!