4 Jenis Cairan Infus yang Paling Sering Digunakan di IGD

cairan infus igd

Di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), waktu adalah segalanya. Penanganan yang cepat, tepat, dan sesuai prosedur dapat menyelamatkan nyawa pasien.

Salah satu tindakan medis yang sering kali menjadi bagian dari penanganan awal di IGD adalah pemberian cairan infus. Meskipun tampak sederhana, cairan infus memiliki peranan vital dalam menstabilkan kondisi pasien.

Infus bukan sekadar cairan yang diteteskan ke dalam tubuh melalui selang. Masing-masing jenis cairan memiliki fungsi, kandungan, dan indikasi medis yang berbeda.

Oleh karena itu, penting bagi tenaga medis dan juga masyarakat umum yang tertarik dalam dunia medis untuk mengetahui apa saja jenis cairan infus yang umum digunakan di IGD dan bagaimana fungsinya dalam situasi darurat.

Berikut ini adalah empat jenis cairan infus yang paling sering digunakan di IGD, lengkap dengan penjelasan fungsi dan indikasinya:

Baca juga: Jangan Lakukan Ini Saat Belajar jika Kamu Ingin Fokus!

1. Ringer Laktat

Komposisi dan Fungsi

Ringer Laktat adalah salah satu cairan infus yang sangat umum digunakan di IGD, terutama untuk pasien yang mengalami dehidrasi berat, kehilangan darah, atau syok.

Cairan ini termasuk dalam golongan crystalloid isotonic, yang berarti memiliki konsentrasi yang hampir sama dengan cairan tubuh manusia.

Komposisi Ringer Laktat meliputi:

  • Natrium klorida (NaCl)
  • Kalium klorida (KCl)
  • Kalsium klorida (CaCl₂)
  • Sodium laktat (C₃H₅NaO₃)
  • Air steril

Kandungan laktat dalam cairan ini berfungsi sebagai buffer untuk membantu menyeimbangkan pH tubuh.

Ketika tubuh dalam kondisi asidosis metabolik—yang sering terjadi pada pasien syok atau trauma berat—Ringer Laktat dapat membantu mengembalikan keseimbangan asam-basa dalam tubuh.

Indikasi Penggunaan
  • Pasien syok hipovolemik akibat perdarahan atau dehidrasi berat
  • Luka bakar luas
  • Operasi besar
  • Gangguan elektrolit ringan
Kelebihan
  • Mendekati komposisi cairan tubuh
  • Mampu memperbaiki asidosis metabolik ringan
  • Dapat digunakan sebagai cairan resusitasi
Keterbatasan
  • Tidak disarankan untuk pasien dengan gangguan fungsi hati berat
  • Tidak boleh dicampur dengan darah karena kandungan kalsiumnya bisa menyebabkan koagulasi

2. NaCl 0,9% (Normal Saline)

Komposisi dan Fungsi

NaCl 0,9%, atau biasa disebut normal saline, adalah cairan infus dengan konsentrasi garam yang setara dengan cairan tubuh. Cairan ini mengandung 0,9% natrium klorida per 100 mL larutan.

NaCl 0,9% merupakan cairan isotonik, dan menjadi pilihan utama untuk berbagai situasi medis karena netralitasnya dan rendahnya risiko reaksi alergi atau efek samping.

Indikasi Penggunaan
  • Dehidrasi ringan hingga sedang
  • Hipotensi (tekanan darah rendah)
  • Obat pelarut atau pengencer intravena
  • Pasien yang membutuhkan penggantian cairan secara cepat
Kelebihan
  • Aman digunakan pada sebagian besar pasien
  • Tidak mengandung zat tambahan yang dapat memengaruhi pH tubuh
  • Dapat digunakan bersamaan dengan pemberian obat intravena
Keterbatasan
  • Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan hiperkloremik asidosis metabolik
  • Tidak mengandung elektrolit lain seperti kalium atau kalsium

Baca juga: 6 Istilah Bahasa Inggris yang Sering Dipakai oleh para Gen Z

3. Dextrose 10%

Komposisi dan Fungsi

Dextrose 10% adalah larutan glukosa dengan konsentrasi 10%, biasanya digunakan untuk menangani kondisi hipoglikemia berat atau sebagai sumber energi jangka pendek bagi pasien yang tidak dapat makan secara oral.

Dextrose termasuk dalam cairan hipotonik, tergantung konsentrasinya. Untuk Dextrose 10%, larutannya agak hipertonik, tetapi umumnya digunakan sebagai terapi nutrisi atau dukungan metabolik.

Indikasi Penggunaan
  • Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
  • Kebutuhan energi sementara (misalnya pada pasien pascaoperasi yang belum bisa makan)
  • Sebagai pengganti sebagian kebutuhan kalori pada pasien dengan asupan oral terbatas
Kelebihan
  • Memberikan kalori dengan cepat (sekitar 340 kkal/liter)
  • Bermanfaat dalam penanganan awal hipoglikemia berat
  • Cocok untuk pasien dengan kebutuhan kalori mendesak
Keterbatasan
  • Tidak cocok sebagai cairan resusitasi
  • Tidak mengandung elektrolit
  • Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hiperglikemia jika tidak dikontrol

4. Kaen (Kalium dan Elektrolit)

Komposisi dan Fungsi

Kaen bukan nama merek, tetapi singkatan dari kalium dan elektrolit. Cairan jenis ini biasanya mengandung kalium klorida (KCl) dalam kadar tertentu, yang ditambahkan ke cairan infus dasar seperti NaCl 0,9% atau Dextrose, tergantung kebutuhan pasien.

Kalium adalah elektrolit penting yang berperan dalam fungsi otot, termasuk otot jantung. Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat menyebabkan gangguan irama jantung, kelemahan otot, hingga kelumpuhan.

Indikasi Penggunaan
  • Hipokalemia (kadar kalium rendah)
  • Pasien dengan muntah atau diare berkepanjangan
  • Setelah pemberian diuretik (yang menyebabkan kehilangan kalium)
  • Terapi pemeliharaan pada pasien rawat inap
Kelebihan
  • Mengembalikan keseimbangan elektrolit tubuh
  • Mencegah komplikasi jantung akibat hipokalemia
  • Bisa dikombinasikan sesuai kondisi pasien
Keterbatasan
  • Harus diberikan dengan hati-hati, terutama secara intravena
  • Risiko hiperkalemia, yang bisa memicu serangan jantung
  • Tidak diberikan bolus (cepat), harus perlahan melalui infus pompa

Pentingnya Pemilihan Jenis Cairan yang Tepat di IGD

Pemilihan jenis cairan infus yang tepat di IGD sangatlah krusial. Dokter dan perawat harus mempertimbangkan banyak faktor, seperti:

Baca juga: Tempat Magang yang Cocok untuk Mahasiswa Jurusan Psikologi

  • Kondisi klinis pasien saat datang
  • Hasil pemeriksaan penunjang (tekanan darah, kadar elektrolit, pH darah)
  • Riwayat penyakit sebelumnya
  • Respons tubuh terhadap cairan yang diberikan

Kesalahan dalam memilih jenis cairan bisa berdampak fatal, mulai dari ketidakseimbangan elektrolit, beban cairan berlebih (overload), hingga gagal jantung atau gagal ginjal.

Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis-jenis cairan infus merupakan kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh setiap tenaga medis, khususnya yang bertugas di IGD.

Les Privat UTBK Bersama Ultimate Privat

Memahami cairan infus dan penggunaannya di IGD bukan hanya penting bagi tenaga medis profesional, tapi juga bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke bidang kesehatan.

Materi seperti ini sering muncul dalam soal-soal UTBK Kedokteran dan Kesehatan, yang menuntut pemahaman konseptual dan keterampilan berpikir kritis.

Kalau kamu adalah siswa SMA yang bercita-cita masuk jurusan kedokteran atau kesehatan, maka kamu perlu lebih dari sekadar belajar di sekolah.

Kamu membutuhkan bimbingan intensif yang fokus, personal, dan disesuaikan dengan kebutuhanmu. Di sinilah peran Ultimate Privat hadir untuk membantumu meraih impian.

Ultimate Privat menyediakan les privat UTBK, khususnya untuk jurusan-jurusan favorit seperti kedokteran, farmasi, keperawatan, dan bidang kesehatan lainnya.

Dengan pendekatan one-on-one bersama tutor berpengalaman dan materi yang selalu update sesuai kisi-kisi terbaru, kamu bisa belajar dengan lebih efektif dan efisien.

Siap Mewujudkan Impian Masuk Kedokteran?

Yuk, mulai perjalananmu sekarang bersama Ultimate Privat. Jika kamu ingin daftar les privat UTBK atau ingin tanya-tanya dulu soal programnya, silakan hubungi kami di nomor berikut:
📞 0899-8702-889
(klik disini)

Bersama Ultimate Privat, sukses UTBK bukan lagi sekadar harapan—tapi sebuah kenyataan yang bisa kamu wujudkan.

Scroll to Top