Ini Dia 6 Jenis Refleks Fisiologis yang Wajib Dipahami!

Kalau ngomongin tubuh manusia, pasti selalu ada hal yang bikin kita tercengang. Bayangin aja, bahkan sebelum kita sempat mikir atau ngambil keputusan, tubuh bisa langsung bereaksi sendiri untuk melindungi diri.

Reaksi otomatis inilah yang kita kenal sebagai refleks fisiologis. Refleks ini bekerja super cepat, bahkan lebih cepat daripada kecepatan kamu balas chat kalau lagi semangat.

Refleks fisiologis memainkan peran penting dalam sistem saraf karena jadi indikator kesehatan jalur saraf.

Biasanya dokter akan mengetuk bagian tertentu tubuh pakai hammer kecil selama pemeriksaan neurologis. Tujuannya simpel, untuk tahu apakah sistem saraf kamu berjalan normal atau ada gangguan tertentu.

Di artikel ini, kita bakal bahas 6 refleks fisiologis yang paling sering diuji. Pembahasan bakal mengalir, lengkap, dan santai biar kamu bisa menikmati proses belajarnya tanpa merasa kayak lagi baca jurnal penelitian. Yuk mulai.

Apa Itu Refleks Fisiologis?

Refleks fisiologis adalah respons otomatis tubuh terhadap rangsangan tertentu. Respons ini terjadi tanpa sadar dan tanpa perlu berpikir dulu.

Semua prosesnya melibatkan lengkung refleks, mulai dari reseptor yang menerima rangsangan, saraf sensorik yang membawa sinyal, pusat saraf di sumsum tulang belakang atau batang otak, hingga saraf motorik yang memunculkan gerakan.

Refleks adalah bukti betapa canggihnya sistem saraf manusia. Dengan refleks, tubuh bisa langsung menghindari bahaya tanpa harus menunggu instruksi otak.

Kalau kamu pernah narik tangan secara otomatis setelah menyentuh benda panas, itu salah satu contohnya.

Dalam pemeriksaan medis, refleks fisiologis sangat penting untuk menilai apakah ada gangguan pada saraf perifer, sumsum tulang belakang, atau bahkan otak.

Setiap refleks memiliki jalur saraf tertentu, jadi kalau ada yang tidak normal, dokter bisa menilai area mana yang kemungkinan bermasalah.

1. Refleks Biseps

Refleks biseps adalah refleks yang menguji fungsi saraf pada bagian lengan atas, tepatnya pada otot biseps. Cara memeriksanya sederhana.

Pasien biasanya duduk dengan lengan sedikit ditekuk, lalu pemeriksa mengetuk tendon biseps yang ada di lipatan siku. Kalau refleksnya normal, lengan bawah bakal bergerak sedikit ke arah fleksi.

Fungsi dan Kenapa Penting

Refleks ini ngecek integritas saraf C5 dan C6. Kalau gerakannya lemah atau tidak ada, bisa jadi ada gangguan pada saraf perifer, radikulopati, atau cedera pada area leher tertentu.

Di dunia medis, refleks biseps adalah salah satu refleks wajib dalam pemeriksaan neurologis karena sering banget dipakai untuk mengonfirmasi kondisi saraf di area cervical.

2. Refleks Triceps

Refleks triceps berfungsi untuk mengevaluasi kesehatan saraf C6 dan C7 yang mengatur gerakan otot triceps.

Pemeriksa akan memposisikan lengan pasien dalam keadaan menggantung bebas, lalu mengetuk tendon triceps di bagian belakang lengan atas. Gerakan normalnya adalah ekstensi lengan bawah.

Fungsi dan Relevansi Klinis

Refleks ini penting untuk mengetahui apakah ada masalah di sepanjang jalur saraf lengan bagian atas.

Gangguan pada refleks triceps dapat mengindikasikan adanya herniasi disk, neuropati, atau gangguan pada sumsum tulang belakang di segmen cervical. Dokter sering membandingkan refleks kiri dan kanan untuk mendeteksi ketidakseimbangan saraf.

3. Refleks Patella

Kalau kamu pernah periksa ke dokter dan dengar bunyi “ting” di lutut terus kaki kamu langsung nyenggol ke depan tanpa bisa dikontrol, itulah refleks patella. Refleks ini melibatkan tendon patella yang berada tepat di bawah tempurung lutut.

Cara Kerja Refleks Patella

Saat tendon dipukul, otot quadriceps langsung berkontraksi sehingga kaki menendang ringan ke depan.

Refleks ini menjadi penanda kesehatan saraf L2 sampai L4. Karena sangat mudah dan cepat diperiksa, refleks patella jadi salah satu refleks paling populer dalam pemeriksaan fisik.

Kenapa Penting?

Refleks patella yang terlalu lemah bisa menandakan neuropati, defisiensi vitamin tertentu, diabetes, atau cedera saraf di daerah lumbar.

Sebaliknya, kalau refleksnya terlalu kuat, bisa jadi ada gangguan pada jalur saraf pusat. Refleks ini sering jadi acuan dasar dalam pemeriksaan neurologis karena hasilnya mudah diamati.

4. Refleks Brakioradialis

Refleks brakioradialis terlihat pada pergerakan lengan bawah berupa fleksi ringan atau rotasi pronasi setelah pemeriksa mengetuk tendon di bagian bawah lengan dekat pergelangan.

Selain itu, refleks ini juga menguji saraf C5 dan C6, sama seperti refleks biseps, hanya saja lokasi pemeriksaannya berbeda.

Apa yang Dilihat Dokter?

Kalau refleksnya normal, tangan akan bergerak sedikit.

Kalau tidak ada respons, bisa mengarah pada gangguan saraf periferal, masalah pada sumsum tulang belakang bagian cervical, atau cedera pada batang otot lengan. Kadang refleks ini dibandingkan dengan biseps untuk memperjelas diagnosis.

5. Refleks Achilles

Refleks Achilles sering disebut juga refleks pergelangan kaki. Pemeriksa biasanya mengetuk tendon Achilles yang ada di belakang pergelangan kaki.

Respons normalnya adalah gerakan plantar fleksi, alias kaki menekan ke bawah seperti gerakan menginjak pedal.

Fungsi dan Manfaat Klinis

Refleks ini mengevaluasi kesehatan saraf S1 dan S2. Refleks Achilles sering digunakan untuk mendeteksi neuropati diabetik, radikulopati lumbosakral, atau kerusakan saraf perifer lainnya.

Respons yang berkurang atau tidak ada sama sekali bisa mengarah pada gangguan saraf perifer, sementara respons yang berlebihan dapat menandakan adanya gangguan pada sistem saraf pusat.

6. Refleks Superfisialis Abdomen

Refleks superfisialis abdomen adalah salah satu refleks yang paling halus gerakannya. Pemeriksa akan mengusap ringan area perut dari samping ke arah tengah.

Gerakan yang diharapkan adalah kontraksi otot perut yang membuat kulit sedikit tertarik ke arah garis tengah.

Apa yang Ditunjukkan Refleks Ini?

Refleks ini menguji saraf torakal T7 sampai T12.

Gangguan pada refleks abdomen bisa menandakan adanya masalah pada saraf perifer, cedera pada sumsum tulang belakang, penyakit neurodegeneratif, atau kadang sebagai tanda awal kelainan neurologis tertentu.

Karena responsnya halus, refleks ini butuh pengalaman khusus untuk menilainya.

Kenapa Memahami Refleks Fisiologis Itu Penting?

Buat orang awam, refleks mungkin terlihat sepele, tapi di balik itu semua ada sistem saraf super kompleks yang bekerja. Refleks membantu dokter menilai kesehatan neurologis tanpa perlu pemeriksaan rumit.

Lewat refleks, dokter bisa mendeteksi kondisi seperti neuropati, penyakit saraf pusat, cedera tulang belakang, hingga gangguan metabolik.

Kalau kamu kuliah di bidang kesehatan, olahraga, atau biologi, memahami refleks bisa membantu banget untuk memahami cara kerja tubuh manusia.

Bahkan buat kamu yang bukan dari bidang kesehatan, memahami refleks bisa bikin kamu lebih ngeh bahwa tubuh kita tuh benar-benar luar biasa.

Rekomendasi Les Privat Terbaik

Refleks fisiologis bukan cuma sekadar gerakan otomatis yang sering muncul tanpa kita sadari. Lebih dari itu, refleks adalah indikator penting yang nunjukin apakah sistem saraf kita bekerja dengan baik.

Enam refleks di atas jadi pemeriksaan paling mendasar dan penting untuk mengetahui kondisi jalur saraf di berbagai bagian tubuh.

Semakin kamu paham soal refleks fisiologis, semakin kamu bisa menghargai mekanisme canggih yang selama ini bekerja diam diam dalam tubuh kita.

Kalau kamu lagi nyiapin diri buat masuk PTN atau butuh pendampingan belajar yang intensif, Ultimate Privat siap bantu kamu dengan layanan les privat UTBK terbaik.

Mentor berpengalaman bakal nemenin kamu belajar dengan metode yang terarah, efektif, dan nyaman. Kalau kamu pengen daftar atau punya pertanyaan, tinggal hubungi nomor ini
0899 8702 889 (klik disini).

Yuk mulai perjalanan belajarmu bareng Ultimate Privat!

Scroll to Top